Langsung ke konten utama

Baterai AA, Drama #PaketYangTertukar, Hingga Mengingatkan Pada MiniWD

Baterai AA, Drama #PaketYangTertukar, Hingga Mengingatkan Pada MiniWD - Beberapa hari yang lalu, aku memutuskan untuk membeli 6 buah baterai AA yang bisa diisi ulang (rechargeable) dengan merk Panasonic Eneloop di sebuah toko online.

Tujuanku membeli baterai-baterai tersebut adalah untuk kebutuhan lighting, sebagai pendukung saat akan membuat video. Yaa maklum, sekarang kan diriku lagi coba untuk bikin konten di Youtube. Dan kebetulan juga, sebelumnya aku juga sudah mendapatkan kabar bahwa akan ada sebuah smartphone yang akan dikimkan padaku untuk di review pada salah satu blog ku yang bertemakan teknologi (Techijau.com).

Niat hati ingin mempersiapkan peralatan sebelum membuat konten, akupun kemudian langsung memesan baterai yang kusebutkan diatas lengkap dengan chargernya. Dengan harapan, baterai dan smartphone yang akan di review nanti akan tiba dalam waktu yang berdekatan. Tak sampai 2 hari menanti, paket pesananku akhirnya tiba!

Tapi...

Kok aneh ya? Ini paket enteng banget? Masa iya baterai se-enteng ini? Akhirnya akupun coba membuka packing dari paketan tersebut, dan ternyata benar saja, isinya tak sesuai dengan pesananku!

Oohh tenang, aku masih santai sodara-sodara! Akupun kemudian mengambil foto dari paketan tersebut yang ternyata isinya cuma sebuah tas kosong. Akupun kemudian komplain pada si penjual, dan menanyakan mengenai hal tersebut.

Awalnya si penjual menduga bahwa paketan tersebut telah dibongkar dan diambil oleh pihak Pos Indonesia (kebetulan aku memang suka pakai Pos Indonesia). Tapi kalau menurutku, sepertinya nggak kok! Karena dari yang aku perhatikan, paket tersebut tak ada tanda-tanda telah dibongkar sebelumnya.

Tulisan alamat penerima juga sepertinya memang asli dari si penjual, dan tak ada tanda-tanda dicopot sebelumnya (kalaupun paket ditukar & dibungkus dengan packing baru, pasti kertas tulisan alamat dicopot dan ada kerusakan disekitarnya). Lagipula, tas itu terlihat masih sangat baru kok. Jadi aku tak yakin bahwa paket tersebut dibongkar.

Akupun dengan santai menanyakan kembali ke si penjual, "ini sepertinya paketannya ketuker deh gan.". Karena akupun pernah mengalami "salah kirim paket" pada saat masih aktif berjualan online dulu, dan aku tau betul bagaimana ribetnya untuk urusan packing barang saat pesanan menumpuk.

Akhirnya setelah mereka melakukan pengecekan...

"Oh iya gan, paketnya ketuker!"

Nahloh :))

Kami kemudian membuat kesepakatan untuk mengirimkan #PaketYangTertukar tersebut pada si pemesan yang sebenarnya, dan ongkir akan diganti oleh sang penjual. 2 hari setelah kami memberikan nomer resi masing-masing, akhirnya datang juga....

Yang datang bukan paketnya, tapi notifikasinya doang, di hapeku. Kupikir paketnya akan tiba hari itu juga. Tapi setelah menunggu hingga sore dan bahkan keesokan harinya, paket tersebut tak jua tiba. Tiga hari setelah notifikasi tersebut muncul di hapeku, akhirnya paket tersebut datang juga.

"Yaelah kalo pake Pos mah udah 3 hari lalu kali datengnya". Agak kesal sih, karena proses review jadi tertunda dan semua jadwal jadi kacau :|

Tapi, yaudah lah aku maklumi aja. Sebenarnya aku sudah paham bahwa cuma ada 2 ekspedisi pengiriman paket yang kinerjanya cepat di kota ku, yaitu Tiki dan Pos, tapi aku lupa untuk request sebelumnya. Iya, pengalamanku berjualan online membuatku paham dan hafal ekspedisi mana saja yang kinerjanya bagus dan tidak bagus di berbagai kota di wilayah Indonesia.

Lanjut ke baterai . . .

Seketika setelah membuka paket yang kunantikan tersebut, aku kemudian mendadak teringat masa kecilku, yang gemar memainkan mini4wd (orang lebih mengenalnya sebagai tamiya). Duh jadi pengen main lagi deh :))

BTW, kukira baterai ini bakal hanya bisa bertahan untuk menyalakan lighting LED ku selama sekitar 2 jam. Tapi ternyata. Bahkan setelah 2 jam lebih menggunakannya, kapasitasnya hanya berkurang sedikit! Waaahhhh... Nggak salah deh beli baterai mahal mahal :))

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ternyata, Di Bali Masih Ada Pantai Yang Nggak Rame!

Ternyata, Di Bali Masih Ada Pantai Yang Nggak Rame! - Setelah sekian lama direncanakan, berkali-kali gagal atau tertunda, akhirnya hari minggu kemarin kesampaian juga untuk mengunjungi salah satu spot pantai di Bali yang konon masih sepi, yaitu Pantai Nyang Nyang. Kalau kamu masih asing dengan nama ini, yaaaaa... SAMA 😂😂 Lagian kalo udah terkenal, pasti rame, kan? Pertama kali denger (baca) nama dari pantai ini tuh dari browsing-browsing dan membaca salah satu blog. Sang penulis mengisahkan soal bagaimana sepinya pantai ini, hingga serasa pantai pribadi. Ah, masa sih? Dari situlah aku mulai penasaran. Masih dari sumber yang sama, disebutkan pula bahwa trek yang harus dilalui itu sungguh menguras tenaga, karena kita harus menuruni jurang dengan berjalan kaki. Dan bener aja! Disana masih belum ada infrastruktur yang memadai. Semuanya masih apa adanya. Memang sih, sudah ada beberapa "warung" yang bersarang disekitaran lokasi. Namun sekali lagi, warung ter

Cucu Durhaka, Contoh Tidak Baik Di Masyarakat

Cucu Durhaka, Contoh Tidak Baik Di Masyarakat - Dunia semakin kejam, itulah yang pertama kali aku pikirkan setelah menemukan foto postingan yang aku cantumkan dibawah ini. Entah siapa yang mengambil dan mengunggah foto ini, ia bercerita bahwa ia melihat seorang bocah bersama dengan neneknya sedang naik angkutan umum. Singkat cerita ketika mas-mas kenek nagih ongkos, si bocah ini hanya membayar untuk dirinya sendiri. Walhasil si nenek pun kebingungan. Tapi yang menyebalkan adalah sikap dari si bocah ini yang seakan.. Gak punya hati.. dengan berkata pada neneknya : "Bawa duit gak? Nyusahin.." Setelah itu mending kek ya kalo langsung dibayarin, ternyata nggak. Sampai-sampai menurut keterangan yang ada di foto ini, si nenek itu akhirnya dibayari oleh mbak-mbak disebelah nenek itu duduk. Dan kemudian si bocah dengan santai dan sedikit muka manyun mengambil hape dan bermain-main dengan hapenya. Oke, sebenernya aku gak kepengen nge-bully ini anak, tapi ini keterlalua